Rabu, 25 Desember 2013

Teman :3


I remember yesterday 

Someone told me I should take 

Caution when it comes to love 

I did 

Berulang kali syair lagu itu terdengar dari kamarku. Salah satu lagu yang aku putar ketika kenangan-kenangan diotak berjalan sesukanya. Aku tak pernah benar-benar merasa terpuruk seperti ini. Semuanya hilang tanpa tersisa. Kebahagiaan yang pernah ada bersamaku kini tak berbekas sedikitpun. Senyum yang dulu selalu bersamaku setiap harinya pun ikut pergi.
"Ke manakah kebahagiaanku dulu ?"
"Akankah kebahagiaanku dulu bisa kembali ke kehidupanku lagi ?"
Itu semua pertanyaan yang sampai saat ini belum terjawabkan. Aku selalu berusaha tersenyum mengingat semua yang ada di dunia ini tidak ada yang kekal dan abadi, teman misalnya. Ingatanku kembali ke masa awal kelas XI SMA. Semua berawal dari itu, semua baru, kelas baru, suasana baru, tentu juga dengan teman-teman baru. Memiliki teman sebangku yang baru dikenal aku anggap itu hal biasa. Aku berpikit bahwa kita akan akrab dengan sendirinya. Namun, kenyataan lain yang ku dapati. Aku dan kamu belum juga akrab meski 5 bulan sudah kita duduk bersama. Saat itu aku cuek karena aku masih memiliki 2 teman yang selalu ngasih aku semangat.
Bulan Maret 2013, di saat pelajaran Matematika kamu mengajakku ngobrol seperti biasa.
"Maen yuks ?"
"Ke mana, kan ngga ada hari libur ?"
"Ya ke mana kek, bosen di rumah melulu."
"Kemah aja hehe," jawabku asal"
"Yuks cuss. Besok kan kelas 3 UN nah itu aja kita berangkat kemahnya, " jawab Dev dengan semangat.
Aku terdiam tak percaya bahwa Dev menanggapinya dengan serius.
"Heh Rin, gimana ? Malah bengong ?"
"Oh, eh. Iya iya aku entar tak bilang ke kakakku deh."
Aku dan kamu sama sama terlahir dibulan April. Kamu lahir pada tanggal 2 April 1997 setahun lebih muda dari aku, sedangkan aku lahir pada tanggal 12 April 1996. Sebelum berangkat kemah, aku memberikanmu surprice ulangtahun di kantin SMA kita. Yang ak kasih bukan berupa kado barang namun aku memberikanmu doa. Dan semenjak saat itu aku berjanji pada diriku sendiri agar selalu ada dan akan memberikan yang terbaik untuk kamu. Kesannya terlalu lebay atau gimana. Tapi itu nyata dan aku alami sendiri. Dan sampai saat ini aku masih menepatinya meskipun kamu tak memperdulikan aku.
Selang beberapa hari dari hari itu, giliran ak yang berulang tahun ke 17. Pukul 00.04 kamu mengirim sms ke aku yang intinya bukan ucapan ulangtahun. Hari itu berjalan seperti hari-hari biasa dan tanpa ucapan dari ke 3 sahabatku, Fav, Pur, dan kamu Dev. Tanggal 14 April 2013, kamu dan ke dua sahabatku dateng ke rumahku untuk memberikanku surprice. Bahagia banget sahabatku berjalan ke rumahku dan menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Terima kasih kado terindah dari kalian, ucapan ulangtahun dari Duta Sheila On 7, jam tangan dari kamu, al-quran, baju, boneka, gelasnya juga.
Bahagia, sedihhh, terharu bercampur jadi satu di malam itu.
Berlanjut ke hari Senin, 16 April 2013, aku, kamu dan teman-teman dari kakakku berangkat kemah. Puncak Suroloyo adalah tujuan kita. Suroloyo adalah bukit tertinggi di kawasan Pegunungan Menoreh yang terletak di Kabupaten Kulon Progo. Di bukit itu kita bisa melihat empat gunung besar di Jawa yakni Merapi, Merbabu, Sumbing, dan Sindoro. Dan dari tempat itu, kita bisa melihat puncak Candi Borobudur.
Tiga hari kemah menambah keakraban di antara kita. Sepulang kemah kita semakin akrab. Tanggal 30 Mei 2013 kita hujan-hujanan dari Mangunan sampai rumahku. Terlalu banyak kegilaanku bersama kamu. Nyanyi lagu-lagu favorit ketika di jalan : marry you, grenade, i knew you were, hujan kemaren. Beli sendal sama baju yang sama. Muter-muter Jogja, jajan mie ayam di deket rumahku,beli jus strawberry, jajan sampai pesen 2x, ke taman lampiron, jalan-jalan ke Gunung Kidul, makan somay di Alun-alun Kidul, begadangan semaleman terus pagi-pagi jalan ke Pantai Parangtritis. Aku sering tidur di rumahmu begitu pula dengan kamu.
Tanggal 2 Juli 2013 aku, kamu dan teman-teman yang lain melanjutkan kegilaan kita yakni berlibur ke Dieng, Wonosobo. Pukul 05.00 pagi kita sampai di sana dan pagi itu nampak begitu indah. Lampu-lampu terlihat begitu indah dari atas. Dinginnya pagi itu tak menyurutkan keindahan matahari yang kala itu terbangun dari tidurnya. Dan di tempat itu juga menjadi saksi pertemanan kita yang begitu indah.
Liburan sekolah berakhir. Awal kelas 3 di mulai, keadaan berubah 180 derajat dari semula. Kamu berubah, kamu menjauh. Semuanya menjadi berbeda semenjak kamu menjauh. Bahkan waktu seperti telah menghapus kita yang pernah merasa tak berbeda, waktu telah memutar balikkan semuanya yang sempat indah. Tak ada yang tahu kenapa perpisahan ini terjadi. Aku selalu bertanya kepada kamu.
"Kenapa kamu berubah?"
"Kenapa kamu berbeda?"
Jawaban sama yang selalu aku dapat. "Aku enggak kenapa-napa."
Semua terasa asing dan berbeda. Mengingat liburan ke Dieng menjadi liburan kita terakhir, kenangan terakhir, kegilaan terakhir. Terlalu sedih juga ketika keinginan kita ke Mahameru dan Bromo belum tercapai. Rencana ke Malioboro naik bus seperti yang telah kamu janjikan dulu. Kacau dan berantakan hidupku. Hari-hariku nampak biasa-biasa saja. Tak ada tawa istimewa itu lagi. Tak ada kegilaan yang bisa kita ciptakan seperti dulu. Aku tak bisa menjelaskan banyak hal yang mungkin saja tidak kamu rasakan. Harapanku terlalu jauh untuk mengubah semuanya seperti dulu, saat waktu yang kita jalani adalah kebahagiaan kita seutuhnya. Saat masih ada kamu dalam hari-hariku.
Ya, perpisahan seperti mendorongku pada realita yang selama ini aku takutkan. Kehilangan selalu mempersatukanku pada air mata yang seringkali jatuh tanpa sebab. Aku sulit memahami kenyataan bahwa kamu tak lagi ada dalam kehidupanku. Aku semakin tak bisa menerima kenyataan yang semakin menyudutkanku. Semua kenangan itu bergantian melewati otakku bagai film yang tak mau berhenti. Aku baru sadar pertemanan kita begitu manis, mengagumkan dan begitu sulit untuk dilupakan. Ada yang kurang, ada yang tak lengkap ketika kamu pergi. Aku terbiasa pada kehadiranmu dan ketika menjalani semuanya sendiri, yang aku rasakan hanya bayang-bayang yang seringkali berkejaran. Aku seringkali bertanya pada diri sendiri.
"Salahkah jika aku masih pengen kita selalu bersama?"
"Salahkah jika aku membenci saat-saat seperti ini?"
"Salahkah jika aku benci perpisahan ?"
Ingin ku berteriak, ingin aku marah, ingin aku memberontak. Tapi ? Semua itu tidak akan mengembalikan kamu dan semua ini. Aku masih ingat ketika kamu menangis di depan aku dan kamu bilang ke aku, "jangan pernah ninggalin aku ya Rin."
Aku selalu ingat itu Dev. Sakit ketika mengetahui semuanya telah berakhir. Entah apa yang menyebabkan ini semua. Di sini aku sadar bahwa kamu tak lagi bisa bersamaku. Terima kasih untuk 5 bulan terindah yang telah kamu ciptakan. Aku akan selalu sayang sama kamu, teman tersingkatku :)